Kamis, 24 November 2011

Manfaat Blog bagi Siswa

Pertama mari kita rumuskan persepsi, visi, misi weblog sebagai sarana belajar mengajar. Dari rumusan tersebut akan didapatkan nilai manfaatnya, tujuannya, dan bahkan isi yang akan dimasukkan.
Kedua ciptakan weblog sebagai kolaborasi, sarana berbagi dan melibatkan seluruh potensi kelas.
Ketiga isilah di dalamnya presentasi pembelajaran yang interaktif, berilah grafik dan tulisan warna warni dengan ilustrasi gambar bergerak. Usahakan ada upaya dari siswa mencari informasi. Menemukan bahan-bahan pembelajaran kemudian diadakan umpan balik. Dari sini akan muncul kemitraan pemebelajaran.
Keempat weblog sebagai wadah menampung apa saja hasil karya siswa, prestasi, uneg-uneg, saran, curhat, kritik pada guru, pada kepala sekolah, pada orang tua dan Pengalaman pribadi dalam uji coba teori dan lainnya. Dari upaya ini akan terjadi penampilan hasil belajar secara online.
Apakah semua pendidik dapat membuat weblog? Ini yang sering ditanyakan saat dialog tentang weblog untuk pendidik. Seolah-olah kecerdasan yang dimiliki para pendidik masih belum memadai. Kita sampaikan secara jelas, bahwa setiap pendidik mampu dan mampu secara optimal menciptakan blog untuk pendidikan. Menciptakan weblog seperti berbicara di depan kelas saja. Hanya saja bentuk bicara kita, saat ini kita alihkan dalam bentuk tulis. Kebiasaan kita menerangkan tanpa konsep, saat ini kita konsep. Jika kita mengambil materi dari berbagai sumber kemudian anak didik disuruh mencatat atau kita mendiktekan, maka saat ini anak didik mengetahu sumber informasi dan materi yang kita ambil. Anak didik kita tidak perlu mencatat lagi cukup klik ambil materi, membaca, mendalami kemudian mengkritisinya dengan pertanyaan. Boleh bertanya secara online. Kenapa tidak?
Apakah dengan kehadliran sarana belajar dengan weblog akan menganti peran guru dalam mengajar secara tatap muka? Tentu kita tegaskan di sini, tidak. Sekali lagi tidak bisa tatap muka pembelajaran diganti dengan weblog atau teknologi internet. Pembelajaran tatap muka merupakan sarana komunikasi menanamkan nilai-nilai. Sedangkan weblog ada sumber informasi nilai. Sumber informasi nilai ini tidak bermakna bila tidak ada kehadliran secara langsung guru, para pendidik. Siswa mungkin bisa salah tafsir. Atau mungkin salah pemahaman dan lainnya. Nah kita hanya meletakkan, bahwa weblog hanya sebagai sumber informasi hasil karya guru, karya siswa, karya orang tua siswa dan masyarakat secara umum.
Apakah dengan weblog akan menjadikan anak-anak sekolah kecanduan internet? Nahhh, inilah delima pendidikan kita. Maksud saja ada delima anak didik kita. Saat ini setiap anak kita berselayar di depan internet selalu mencari menu game, gambar-gambar porno, lagu-lagu kesayangannya, gambar hantu dan segala hal yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan. Justru kehadiran blog kelas, blog sekolah, blog pribadi anak akan memberi manfaat untuk mengarakan agar waktu yang dimmanfaat untuk internet bener-bener waktu untuk belajar. Materi yang dicari terkait dengan belajar. Jika setiap saat dengan weblog waktu anak sudah tersibukkan, maka mereka akan melupakan hal-hal yang negatif yang ada di internet. Bener-bener internet untuk belajar.
Jika di weblog ditampilkan soal-soal secara online apakah tidak menjadikan anak-anak bodoh? Karena sudah mengetahu soal ujian terlebih dahulu. Ini persepsi yang harus didiskusikan. Saat ini contoh soal ujian tahuan lalu juga sudah dicetak oleh penerbit dan anak-anak juga dapat beli. Demikian pula soal-soal ujian yang kita publikasikan di weblog seperti itu. Jadi justru memberi rangsangan anak-anak belajar mengerjakan soal-soal.
Kalau saat ini sedang dirintis sekolah bertaraf internasioanl (SBI) diberbagai daerah, maka sangatlah tepat menyambut kehadliran weblog guna melengkapi kegagahannya. Maksudnya agar efektif pembelajarannya. Di daerah kami anak-anak SMP SBI diwajibkan mempunyai laptop, komputer jinjing. Mereka kemana-mana secara gagah memamerkannya.